Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang rekan dakta serta anak-anak
sekalian,
Halo apa kabar ?
sehat-sehat kan ?
Tetap di rumah, jaga kesehatan, atur pola
makan dan istirat yang cukup yaa….
Mari kita awali pembelajaran kita dengan
membaca basmallah, (yg lain silakan menyesuaikan) BISSMILLAHIRRAHMANNIRRAHIIM… .
Bapak punya pantun neh, dengarkan dulu ya…
.
Cerita indah fatamorgana
Padahal aslinya biasa saja
Mari kita cegah corona
Dengan tinggal di rumah saja
Sejak dahulu zaman raja
Bangun keraton gunakan bata
Sambil tinggal di rumah saja
Dengarkan RG OA radio Dakta
Sebelum memulai pembelajaran kita, izinkan
bapak memperkenalkan diri terlebih dahulu. nama bapak pak Jajang. Bapak adalah
guru IPS yang bertugas SMP Negeri 41 Kota Bekasi, Pada kesempatan ini bapak
akan melanjutkan pembelajaran terdahulu yang sudah disampaikan oleh ibu
Paramita Dewi pada tanggal 22 April yang lalu.
KD : 3.4 Menganalisis
kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang
(geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari masa
penjajahan sampai tumbuhnya semangat kebangsaan.
TOPIK : PERUBAHAN
MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN DAN TUMBUHNYA SEMANGAT KEBANGSAAN
SUB TOPIK : Kondisi Masyarakat Masa Penjajahan (Di Buku Siswa Terdapat di Halaman
204-216)
Tujuan :
1)
Siswa mampu menganalisis Kondisi Masyarakat Masa
Penjajahan;
2)
Siswa terampil menjelaskan Kondisi Masyarakat Masa
Penjajahan sebagai akibat dari diberlakukannya kebijakan kolonial;
3)
Siswa mampu menerapkan sikap kritis
terhadap Kondisi
Masyarakat Masa Penjajahan untuk diterapkan pada Kehidupan sehari-hari.
Rekan dakta serta anak-anakku sekalian, Banyak yang bilang kalau belajar sejarah itu tidak penting-penting
amat. Buat apa kita mempelajari kejadian yang sudah lewat ? Kenyataannya, apa
yang kita nikmati saat ini adalah akibat dari kejadian-kejadian di masa lalu. Salah
satunya, kita bisa bersekolah saat ini diawali dari peristiwa sejarah tempo
dulu, yaitu politik etis. Nah itu segelintir dari peristiwa sejarah yang dapat
kita nikmati sampai saat ini. Selain itu peristiwa sejarah dapat dijadikan
pertimbangan untuk menentukan langkah di masa yang akan datang supaya peristiwa
sejarah yang kurang baik tidak terulang.
Rekan
Dakta serta anak-anaku sekalian, Tahukah kalian Apa yang
dialami oleh Bangsa Kita setelah kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia. kondisi
masyarakat Indonesia saat itu menurut beberapa sumber sejarah sungguh memprihatinkan
mereka sangat terbelakang, tertindas dan
menderita.
Apa
saja yang membuat hal itu terjadi ?
Hal
tersebut diakibatkan oleh kebijakan pemerintah Hindia Belanda pada saat itu,
diantaranya :
1.
Monopoli dan adu domba
Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat diterima
dengan baik oleh rakyat Indonesia. Hubungan perdagangan tersebut kemudian
berubah menjadi hubungan penguasaan atau penjajahan. VOC terus berusaha
memperoleh kekuasaan yang lebih dari sekedar jual beli. Itulah yang memicu
kekecewaan, kebencian, dan perlawanan fisik.
Pada awalnya, VOC meminta keistimewaan hak-hak dagang.
Akan tetapi, dalam perkembangannya menjadi penguasaan pasar (monopoli). VOC
menekan para raja untuk memberikan kebijakan perdagangan hanya dengan VOC.
Akhirnya, VOC bukan hanya menguasai daerah perdagangan, tetapi juga menguasai
politik atau pemerintahan.
Kalian tentu sering mendengar istilah monopoli.
Apakah yang disebut monopoli ? Monopoli adalah penguasaan pasar yang dilakukan
oleh satu atau sedikit perusahaan. Bagaimanakah dampak monopoli ? Bagi pelaku perusahaan,
monopoli sangat menguntungkan karena mereka dapat menentukan harga beli dan
harga jual. Sebagai contoh, pada saat melakukan monopoli rempah-rempah di
Indonesia, VOC membuat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Isinya, setiap kerajaan hanya mengizinkan rakyat menjual hasil bumi kepada VOC.
Karena produsen sudah dikuasai VOC, maka pada saat rempah-rempah dijual,
harganya sangat rendah. Sebaliknya, VOC menjualnya kembali ke Eropa dengan
harga yang sangat tinggi. Tentu kalian bertanya, mengapa kerajaan-kerajaan di
Indonesia membiarkan VOC memonopoli perdagangan ? Semua itu terjadi karena
keterpaksaan. Belanda memaksa kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk
menandatangani kontrak monopoli dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah
politik adu domba atau dikenal devide et impera. Siapa yang diadu domba ? Adu domba yang dilakukan
Belanda dapat terjadi terhadap kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain,
atau antarpejabat kerajaan. Apa tujuan Belanda melakukan adu domba?
Belanda berharap akan terjadi permusuhan antarbangsa
Indonesia, sehingga terjadi perang antarkerajaan. Belanda juga terlibat dalam
konflik internal yang terjadi di kerajaan. Pada saat terjadi perang
antarkerajaan, Belanda mendukung salah satu kerajaan yang berperang. Demikian
halnya saat terjadi konflik di dalam kerajaan,
Belanda akan mendukung salah satu pihak. Setelah pihak yang didukung Belanda menang, Belanda akan meminta balas jasa. Belanda biasanya meminta imbalan berupa monopoli perdagangan atau penguasaan atas beberapa lahan atau daerah.
Belanda akan mendukung salah satu pihak. Setelah pihak yang didukung Belanda menang, Belanda akan meminta balas jasa. Belanda biasanya meminta imbalan berupa monopoli perdagangan atau penguasaan atas beberapa lahan atau daerah.
Akibat monopoli, rakyat Indonesia sangat menderita.
Mengapa demikian? Dengan adanya monopoli, rakyat tidak memiliki kebebasan
menjual hasil bumi mereka. Mereka terpaksa menjual hasil
bumi hanya kepada VOC. VOC dengan kekuasaannya membeli hasil bumi rakyat Indonesia dengan harga yang sangat rendah. Padahal apabila rakyat menjual kepada pedagang lain, harganya bisa jauh lebih tinggi. VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad XVIII. Korupsi dan manajemen perusahaan yang kurang baik menjadi penyebab utama kebangkrutan VOC. Akhirnya, tanggal 13 Desember 1799, VOC dibubarkan. Mulai tanggal 1 Januari 1800, Indonesia menjadi jajahan Pemerintah Belanda, atau sering disebut masa Pemerintahan Hindia
Belanda. Mulai periode inilah Belanda secara resmi menjalankan pemerintahan kolonial dalam arti yang sebenarnya.
bumi hanya kepada VOC. VOC dengan kekuasaannya membeli hasil bumi rakyat Indonesia dengan harga yang sangat rendah. Padahal apabila rakyat menjual kepada pedagang lain, harganya bisa jauh lebih tinggi. VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad XVIII. Korupsi dan manajemen perusahaan yang kurang baik menjadi penyebab utama kebangkrutan VOC. Akhirnya, tanggal 13 Desember 1799, VOC dibubarkan. Mulai tanggal 1 Januari 1800, Indonesia menjadi jajahan Pemerintah Belanda, atau sering disebut masa Pemerintahan Hindia
Belanda. Mulai periode inilah Belanda secara resmi menjalankan pemerintahan kolonial dalam arti yang sebenarnya.
Itu tadi kebijakan
colonial yang pertama, selanjutnya …
2.
Kerja paksa
Kerja paksa jaman Belanda disebut
Rodi. Kerja rodi adalah suatu jenis kerja paksa yang
diterapkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang berupa
pengerahan tenaga rakyat untuk membangun infrastruktur sipil atau militer demi
kepentingan pengekalan pemerintahan kolonial itu sendiri. Berbeda dengan kerja
paksa yang menggunakan tenaga tawanan atau tahanan, kerja rodi cenderung
mengunakan "Rakyat Bebas" dan kadang masih mendapatkan upah, walau
sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Kerja rodi ini oleh pemerintahan
Kolonial Belanda diperhalus istilahnya menjadi "Kerja Wajib Negara"
atau "Heerendiensten".
Bentuk kerja yang
harus dilakukan oleh rakyat yang sedang kerja rodi misalnya, mendayung perahu,
membuat fasilitas jalan atau jembatan, membangun benteng pertahanan, kerja blandong (penebangan
kayu), dan kerja di perkebunan pemerintah.
Kerja Rodi diberlakukan ketika Daendels memerintah. Keinginan
utama Daendels adalah agar masyarakat Indonesia mau bekerja untuk
kepentingan Belanda. Herman Williem
Daendels adalah seorang pemimpin yang dipilih oleh Belanda untuk memerintah
daerah Indonesia, terutama wilayah Jawa. Untuk mewujudkan keinginannya dan
keinginan Belanda itu, dia membentuk beberapa langkah yang akan membawa
pengaruh ke dalam bidang pertahanan, bidang keamanan dan juga administrasi.
Dalam hal bidang pertahanan dan keamanan, Daendels melakukan
beberapa kegiatan untuk mencapai tujuannya, seperti membangun benteng-benteng
pertahanan baru dan juga membangun pangkalan angkatan laut di daerah Ujungkulon
dan Anyer.
Selain itu, masih ada juga tindakan-tindakan Daendels yang
lainnya seperti meningkatkan jumlah tentara, dan membangun jalan raya dari
Anyer sampai Panarukan sepanjang 1100 km. Kegiatan ini mengubah image Daendels.
Dulu, dia dikenal sebagai seorang pemuda yang memegang teguh semboyan Revolusi Prancis, setelah semua itu terjadi, dia menjadi seorang pemuda yang
kejam dan diktator.
Daendels menyuruh semua rakyat untuk melakukan kerja Rodi.
Ketika pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan, banyak rakyat yang meninggal.
Kerja Rodi pembangunan pangkalan UjungKulon membuat rakyat sulit mencapainya.
Tempat pembuatan jalan tersebut penuh dengan nyamuk malaria sehingga tidak
sedikit rakyat Indonesia yang meninggal ketika pelaksanaan program itu.
Rekan dakta dan anak-anaku sekalian pernahkah mendengar jalan
cadas pangeran ? itu salah satu bukti peristiwa sejarah yang masih bisa
kita gunakan sampai saat ini. Jalan Cadas Pangeran merupakan bagian dari rangkaian
jalan raya Anyer-Panarukan. Disana terdapat monument bersejarah yang dilambangkan
dengan peristiwa bersalaman yang unik antar Pangeran Kornel (Pangeran
Kusumadinata IX; penguasa Kabupaten Sumedang, (1791-1828) dengan Deandels.
Dimana Pangeran Kornel bersalaman dengan tangan kiri, tangan kanannya menghunus
keris Naga Sasra seraya menantang Deandels berduel.
demikian tadi
kebijakan colonial yang kedua, selanjutnya …
3.
Sewa tanah
Sistem sewa tanah terapkan oleh
Thomas Stamford Raffles setelah
mengambil alih kekuasaan dari belanda. Thomas Stamford Raffles diangkat
menjadi Letnan Gubernur EIC di Indonesia. Ia memegang pemerintahan selama lima
tahun (1811-1816) dengan membawa perubahan berasas liberal. Setelah Inggris
berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles
sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19
Oktober 1811.
Raffles banyak mengadakan perubahan-perubahan,
baik di bidang ekonomi maupun pemerintahan. Raffles bermaksud menerapkan
politik kolonial seperti yang dijalankan oleh Inggris di India. Kebijakan
Daendels yang dikenal dengan nama Contingenten diganti dengan sistem sewa tanah
(Landrent). Sistem sewa tanah disebut juga sistem pajak tanah. Rakyat atau
para petani harus membayar pajak sebagai uang sewa, karena semua tanah dianggap
milik negara.
Pokok-pokok sistem sewa tanah(Landrent) adalah sebagai berikut :
1)
Penyerahan wajib dan wajib kerja dihapuskan.
2)
Hasil pertanian dipungut langsung oleh pemerintah tanpa
perantara bupati.
3)
Rakyat harus menyewa tanah dan membayar pajak kepada
pemerintah sebagai pemilik tanah.
Pemerintahan Raffles didasarkan atas
prinsip-prinsip liberal yang hendak mewujudkan kebebasan dan kepastian hukum.
Prinsip kebebasan mencakup kebebasan menanam dan kebebasan perdagangan.
Kesejahteraan hendak dicapainya dengan memberikan kebebasan dan jaminan hukum
kepada rakyat sehingga tidak menjadi korban kesewenang-wenangan para penguasa.
Dalam pelaksanaannya, sistem sewa tanah di
Indonesia mengalami kegagalan, karena:
1) sulit menentukan besar kecilnya pajak untuk
pemilik tanah yang luasnya berbeda,
2) sulit menentukan luas sempit dan tingkat
kesuburan tanah,
3) terbatasnya jumlah pegawai, dan
4) masyarakat pedesaan belum terbiasa dengan
sistem uang.
namun demikian ada kebijakan Raffles Dalam bidang
pengetahuan yang membawa dampak baik bagi bangsa kita, Raffles menetapkan
kebijakan berupa:
1)
Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk mengadakan
berbagai penelitian ilmiah di Indonesia.
2)
Raffles bersama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai
sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut diberinya nama
ilmiah Rafflesia Arnoldi.
3)
Raffles menulis buku “History of Java” dan merintis
pembangunan Kebun Raya Bogor sebagai kebun biologi yang mengoleksi berbagai
jenis tanaman di Indonesia bahkan dari berbagai penjuru dunia.
Kebun Raya Bogor merupakan hasil peristiwa sejarah yang juga
masih bisa kita nikmati sampai sekarang. Siapa diantara kalian yang sudah
berkunjung kesana ? yang belum silakan berkunjung setelah corona berlalu ya.
demikianlah
kebijakan colonial Rafles, selanjutnya …
4.
Tanam paksa
Cultuurstelsel yang oleh
sejarawan Indonesia disebut sebagai Sistem Tanam Paksa adalah
peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada
tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya
(20%) untuk ditanami komoditas ekspor, khususnya kopi, tebu, teh, dan tarum (nila). Hasil
tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan
dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.
Berikut isi aturan tanam paksa :
1)
Tuntutan kepada setiap rakyat
Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel tidak melebihi
20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman
perdagangan.
2)
Pembebasan tanah yang disediakan
untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai
pembayaran pajak.
3)
Rakyat yang tidak memiliki tanah
pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik pemerintah
Belanda atau di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima
tahun.
4)
Waktu untuk mengerjakan tanaman pada
tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh melebihi waktu tanam padi atau
kurang lebih 3 (tiga) bulan
5)
Kelebihan hasil produksi pertanian
dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat
6)
Kerusakan atau kerugian sebagai
akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan
terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda
7)
Penyerahan teknik pelaksanaan aturan
tanam paksa kepada kepala desa
Pada praktiknya peraturan itu dapat dikatakan tidak berarti
karena seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanaman laku ekspor dan
hasilnya diserahkan kepada pemerintahan Belanda. Wilayah yang digunakan untuk praktik cultuurstelstel pun
tetap dikenakan pajak. Warga yang tidak memiliki lahan pertanian wajib bekerja
selama setahun penuh di lahan pertanian.
Tanam paksa adalah era paling eksploitatif dalam praktik
ekonomi Hindia Belanda. Sistem tanam paksa ini jauh lebih
keras dan kejam dibanding sistem monopoli VOC karena ada
sasaran pemasukan penerimaan negara yang sangat dibutuhkan pemerintah. Petani
yang pada zaman VOC wajib menjual komoditas tertentu pada VOC, kini harus
menanam tanaman tertentu dan sekaligus menjualnya dengan harga yang ditetapkan oleh
pemerintah Belanda. Aset tanam paksa inilah yang memberikan sumbangan besar
pada zaman keemasan kolonialis liberal Hindia Belanda pada 1835 hingga 1940.
Akibat sistem yang memakmurkan dan menyejahterakan negeri
Belanda ini, Van den Bosch selaku penggagas dianugerahi gelar Graaf oleh raja Belanda, pada 25 Desember 1839.
Cultuurstelsel kemudian
dihentikan setelah muncul berbagai kritik dengan dikeluarkannya UU Agraria dan UU Gula 1870, yang mengawali era liberalisasi ekonomi dalam
sejarah penjajahan Indonesia.
Itulah beberapa
kebijakan colonial yang menyengsarakan rakyat, selanjutnya …
5.
Politik Etis
Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah
suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung
jawab moral bagi kesejahteraan bumiputera. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa. Munculnya kaum Etis yang dipelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) dan C.Th. van Deventer (politikus) ternyata membuka mata pemerintah kolonial
untuk lebih memperhatikan nasib para bumiputera yang terbelakang.
Pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan
Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang
budi terhadap bangsa bumiputera di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan
panggilan moral tersebut ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam
program Trias Van deventer yang meliputi:
1.
Irigasi (pengairan), membangun dan
memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.
2.
Imigrasi yakni mengajak penduduk
untuk bertransmigrasi.
3.
Edukasi yakni memperluas dalam bidang
pengajaran dan pendidikan.
Banyak pihak menghubungkan kebijakan baru politik Belanda ini
dengan pemikiran dan tulisan-tulisan Van Deventer yang diterbitkan beberapa
waktu sebelumnya, sehingga Van Deventer kemudian dikenal sebagai pencetus
politik etis ini.
Kebijakan pertama dan kedua disalahgunakan oleh Pemerintah
Belanda dengan membangun irigasi untuk perkebunan-perkebunan Belanda dan
emigrasi dilakukan dengan memindahkan penduduk ke daerah perkebunan Belanda
untuk dijadikan pekerja rodi. Hanya pendidikan yang berarti bagi bangsa Indonesia.
Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan
sangat berperan dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan
pengajaran di Hindia Belanda. Sejak itulah berdiri
sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.
Kalangan pendukung politik etis merasa prihatin terhadap
bumiputera yang mendapatkan diskriminasi sosial-budaya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, mereka berusaha menyadarkan kaum bumiputera agar melepaskan diri dari
belenggu feodal dan mengembangkan diri menurut model Barat, yang mencakup
proses emansipasi dan menuntut pendidikan ke arah swadaya.
Rekan Dakta
serta anak-anaku sekalian, Secara tidak langsung, kita dapat menikmati
pendidikan saat ini tidak terlepas dari peristiwa sejarah yang
melatarbelakanginya. Demikianlah pentingnya belajar sejarah agar kita menjadi
bangsa yang besar. Ir Soekarno sebagai bapak bangsa kita pernah berkata “Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya”. Nah bagaimana kita
bisa menghargai jasa para pahlawan jika kita tidak tahu sejarah.
Baiklah Rekan
Dakta serta anak-anaku sekalian, tibalah kita pada penghujung pembelajaran
hari ini, Poin-poin pembelajaran yang
dapat kita simpulkan diantaranya :
1) Kehidupan
Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan sangatlah menderita, hal ini lebih
dikarenakan masyarakat kita pada saat itu masih terbelakang.
2) Masyarakat
Indonesia Pada Masa Penjajahan mengalami berbagai perubahan kebijakan yang
lebih cenderung merugikan, namun demikian terdapat pula hal-hal yang positif
bagi kehidupan bangsa kita di kemudian hari.
3) Sikap
kritis kita terhadap Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan sehingga
dapat kita terapkan Pada Kehidupan sehari-hari adalah : belajarlah dengan
rajin, gunakan kesempatan untuk meraih cita-cita sehingga bangsa kita menjadi
bangsa yang maju di berbagai bidang sehingga kita tidak mungkin lagi mengalami
penjajahan oleh bangsa lain di berbagai sector seperti peristiwa dulu.
Rekan Dakta dan anak-anaku
sekalian, pembelajaran IPS khususnya sejarah saat ini tidak lagi menitik
beratkan pada hapalan nama-nama, tanggal, dan tokoh. namun lebih mengarah pada
proses berpikir tingkat tinggi, yaitu pengetahuan didapat dari berbagai proses
belajar untuk dikembangkan dengan cara berfikir kritis sehingga menghadirkan
solusi.
Untuk itu jika ada yang
ingin bertanya silakan sampaikan jika masih ada waktu, namun jika tidak cukup
waktu silakan sampaikan pertanyaan kalian melalui DM
Instagram @jajang_smd
Kalian juga bisa mengakses
video pembelajaran di chanel Yutube :
jajang gen71
Sebelum berpisah bapak
sampaikan lagi sebuah pantun berikut ;
Si
mamat membeli pulsa,
Pada
hari jum’at legi,
Selamat
menunaikan ibadah puasa,
Sampai
kita berjumpa lagi.
SALAM IPS
SALAM SEHAT
SATY SAVE
STAY AT HOME
Wassalamu Alaikum wr.wb.
PERTANYAAN :
1.
Setiap peristiwa selalu mengakibatkan dua
hal yaitu baik dan buruk. Apa saja akibat baik/Manfaat yang bisa kita petik
dari peristiwa sejarah pemberlakuan berbagai kebijakan pada masa penjajahan ?
2.
Bagaimana cara kami menerapkan sikap kritis
terhadap Kondisi
Masyarakat Masa Penjajahan untuk diterapkan pada Kehidupan sehari-hari
saat ini ?
3.
Mengapa VOC dibubarkan/bangkrut, bukankah
VOC menguntungkan Belanda ?
JAWABAN :
1.
akibat baik/Manfaat yang bisa kita petik
dari peristiwa sejarah pemberlakuan berbagai kebijakan pada masa penjajahan
diantaranya adalah : masyarakat kita jadi mengenal beragam
komoditas pertanian dan perkebunan, masyarakat kita jadi mengenal system mata
uang dalam kegiatan ekonomi; kita memiliki peninggalan-peninggalan sejarah yang
masih bisa kita gunakan diantaranya kebun raya bogor; jaringan rel KA; jalan
raya Anyer-Panarukan; UU Agraria; dsb.
2.
cara menerapkan sikap kritis terhadap Kondisi Masyarakat Masa
Penjajahan untuk diterapkan pada Kehidupan sehari-hari saat ini dapat
berupa : Indonesia disinyalir tahun 2045 akan mengalami bonus demografi, dimana
jumlah penduduk usia produktif akan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
usia non produktif. Hal ini menjadikan Indonesia potensial menjadi Negara maju.
Namun demikian jika SDM tidak berkualitas akan menjadi sebaliknya yaitu menjadi
beban pembangunan. Siapa saja para pelaku bonus demografi tersebut ? tentunya
adalah rekan dakta dan kalian anak-anak murid bapak. Oleh karenanya supaya kita
tidak menjadi beban pembangunan kita harus semakin rajin belajar supaya
bangsa pengetahuan kita bertambah, perkaya wawasan dengan sering berdiskusi
baik dengan rekan2 maupun narasumber lain, terbuka pada perubahan namun tetap
memelihara jati diri senagai bangsa sehingga kita menjadi bangsa yang maju di
segala bidang dan mampu bersaing dengan Negara lain di dunia.
3.
VOC dibubarkan/bangkrut karena :
a) kepemimpinan
VOC kental dengan unsur korupsi dan suap.
b) Banyak
pemimpin VOC yang menyelewengkan kekuasaan dengan menerapkan gaya hidup mewah.
c) Banyak
biaya yang dikeluarkan karena terlibat banyak perang, salah satunya adalah perang
melawan Sultan Hasanuddin, perang Diponegoro, dll
d) Kalah
bersaing dengan kongsi dagang Inggris (EIC) dan Prancis (CDI).
e) Terlalu
mencampuri kewenangan pribumi.
VOC yang dibentuk tanggal 20 Maret 1602 dan resmi
dibubarkan pada 31 Desember 1799 (197 tahun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar