Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 20 Februari 2023

3KS DAN JUAL GAS KIAT SUKSES MENJADI CGP

Program Guru Penggerak merupakan rangkaian Program Merdeka Belajar Episode Lima. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim pada Peluncuran “Merdeka Belajar Episode 5: Program Guru Penggerak” melalui Aplikasi Zoom dan Channel YouTube Kemendikbud RI, Jumat tanggal 3 Juli 2020. “Program Guru Penggerak ini adalah program terpenting di dalam Kemendikbud. Kenapa? Karena mau sebaik apapun teknologi pendidikan, sebaik apapun kurikulum dan juga infrastruktur pendidikan yang ada, tidak ada yang bisa menggantikan peran guru penggerak untuk mentransformasi budaya sekolah kepada pembelajaran yang fokus pada pembelajaran siswa,” Hal ini semakin diperkuat dengan diterbitkannya Permendikbudristek No. 26 Tahun 2022 Tentang Guru Penggerak.

Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran dalam upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Pendidikan Guru Penggerak bertujuan memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menggerakkan ekosistem pendidikan dan berkolaborasi sesama pendidik serta berbagi praktik baik.

Pendidikan Guru Penggerak memberikan pengalaman dan pemahaman yang sangat baik kepada peserta agar dapat menjadi bagian dari transformasi Pendidikan, mengubah cara pandang dan paradigma mengajar ke arah pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik sehingga menciptakan student wellbeing.

Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi Calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Saat ini program guru penggerak sudah menuntaskan lima angkatan, angkatan enam dan tujuh sedang proses pendidikan, sedangakan angkatan delapan masih menunggu dimulainya Pendidikan. Sejak Desember 2022 telah dibuka pendaftaran calon guru penggerak Angkatan sembilan dan sepuluh. Sudah banyak rekan-rekan guru yang berhasil lolos menjadi Calon Guru Penggerak, bahkan sudah lulus Pendidikan Guru Penggerak namun masih banyak yang kesulitan atau gagal lolos seleksi.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin berhasil mendaftar sebagai calon guru penggerak. Setidaknya ada empat hal yang perlu kita persiapkan sebelum mengikuti seleksi calon guru penggerak, yaitu : Kenali Diri, Kelola Motivasi, Kumpulkan Sumber Daya, dan Segera Mulai Langkah Nyata. Saya menyebutnya dengan Strategi 3KS.

Kenali diri (know yourself), tidak ada yang lebih mengenal diri kita sebaik kita sendiri. Oleh karena itu pahami karakter diri, gaya hidup, hal-hal yang menarik minat serta harapan-harapan dan cita-cita kita. Hal ini penting sebagai self control dalam melakukan suatu kegiatan.

Kelola Motivasi (motivation manage), A.H. Maslow berpendapat bahwa susunan hierarki kebutuhan itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia. Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang relatif lebih tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai individualitasnya, artinya lebih matang kepribadiannya. Motivasi melakukan tindakan didasari dengan kebutuhan seseorang. Jika seseorang sudah terpenuhi kebutuhan fisiologisnya maka akan cenderung berupaya memenuhi kebutuhan psikologisnya. Kebutuhan psikologis diantaranya yaitu penghargan, pengakuan, pengembangan diri, dan prestasi. Kelola motivasi yang mendasari kita ingin mendaftar menjadi guru penggerak.

Motivasi bisa berasal dari dalam diri kita sendiri dan dari luar diri kita. Motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri disebut dengan motivasi intrinsik sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri sendiri dinamakan motivasi ekstrinsik. Murid-murid kita yang selalu menanti pembelajaran kita, rekan sejawat yang sepaham dengan kita, pimpinan yang merekomendasi, lingkungan sekolah atau ekosistem yang mendukung, serta keluarga yang selalu bangga dengan kita merupakan unsur motivasi ekstrinsik. Sedangkan kebutuhan tumbuh dan berkembang sebagai seorang pendidik yang lebih baik, harapan dan cita-cita serta jenjang karier merupakan motivasi intrinsik. Jangan patah arang ketika lingkungan kita kurang mendukung karena motivasi diri lebih besar daya dorongnya dalam melakukan sesuatu. Jadilah diri sendiri, penuhi kebutuhan psikologis kita dengan motivasi diri.

Kumpulkan Sumber Daya (Gather Resources), sebelum memulai sebuah kegiatan tentu kita mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya agar kegiatan berjalan lancar dan tujuan tercapai. Dalam hal ini pun sama, setelah kita menyadari dan memahami potensi diri, motivasi tinggi, hendaknya kita mengidentifikasi sumber daya pendukung dalam menghadapi seleksi guru penggerak ini. Di antaranya adalah kelengkapan dokumen-dokumen kegiatan yang pernah kita lakukan. Dari mulai kegiatan mengajar, karya-karya siswa, sampai kolaborasi dengan guru lain atau keaktifan di organisasi dan komunitas yang diikuti seperi MGMP, KKG, PGRI, IGI, APKS, Jabar Juara dan lain sebagainya.

Segera Mulai Langkah Nyata, disampaikan oleh Kepala Sekolah Penggerak, Dr. Kasiman pada suatu kesempatan bahwa kecenderungan para pendaftar calon guru penggerak membludak di akhir-akhir masa pendaftaran alias deadline sehingga banyak di antaranya gagal karena tidak sempurna memenuhi kriteria. Untuk itu, jika kita sudah niat mendaftar segera penuhi persyaratannya jangan menunda. Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan sedikit demi sedikit agar tidak terasa berat dan maksimal hasilnya.

Pada tataran teknis untuk dapat lolos menjadi Calon Guru Penggerak saya menyarankan agar mengisi essai dengan jujur, faktual, dan lugas (Jual Gas).

Jujur, dalam mengisi pertanyaan dengan hal-hal yang pernah dan sudah kita lakukan, bukan dengan hal-hal yang belum dan baru akan kita kerjakan. Hindari mengisi essai dengan fiksi atau hal yang tidak pernah kita lakukan. Perkuat dengan narasi yang menggambarkan keberpihakan kepada peserta didik.

Faktual, maksudnya adalah apapun yang kita sampaikan sedapat mungkin dilengkapi dengan dokumentasi atau bukti-bukti lain yang autentik, asli dan kualitasnya baik. Misalnya foto, muatlah yang resolusinya tinggi sehingga nampak jelas, hindari scan dokumen salinan atau fotokopi, sedapat mungkin scan dokumen yang asli.

Lugas, artinya dalam menarasikan suatu peristiwa gunakan kata-kata yang umum, jelas, hindari mengulang kata yang sama berulang kali, dan langsung pada pokok persoalan yang ditanyakan. Tidak bertele-tele hanya untuk memenuhi tuntutan jumlah karakter. Sehingga asesor atau tim penilai akan dapat menangkap dengan baik apa yang kita sampaikan sehingga pada akhirnya akan meyakini apa yang kita sampaikan sebagai sebuah gambaran diri kita yang sesuai dengan  kriteria yang dibutuhkan.

Demikian sekelumit yang dapat saya bagikan kepada rekan-rekan yang akan mendaftar Calon Guru Penggerak, semoga bermanfaat. Sebagai kata penutup untuk memotivasi rekan-rekan, saya mengingatkan bahwa kompetensi terbentuk melalui berproses, dan proses terjadi karena adanya motivasi dan tindakan nyata. Mulai saja dulu dari diri sendiri, dari hal terkecil sejak saat ini. Selamat mengambil tindakan nyata!

Jajang, S.Pd., M.Pd

Fasilitator PGP Angkatan 5 & Pendamping PGP Angkatan 1

Profil

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Label