Program Guru Penggerak merupakan rangkaian Program Merdeka Belajar
Episode Lima. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Nadiem Anwar Makarim pada Peluncuran “Merdeka Belajar Episode 5: Program Guru
Penggerak” melalui Aplikasi Zoom dan Channel YouTube Kemendikbud RI, Jumat
tanggal 3 Juli 2020. “Program Guru Penggerak ini adalah program terpenting
di dalam Kemendikbud. Kenapa? Karena mau sebaik apapun teknologi pendidikan,
sebaik apapun kurikulum dan juga infrastruktur pendidikan yang ada, tidak ada
yang bisa menggantikan peran guru penggerak untuk mentransformasi budaya
sekolah kepada pembelajaran yang fokus pada pembelajaran siswa,” Hal ini
semakin diperkuat dengan diterbitkannya Permendikbudristek No. 26 Tahun 2022
Tentang Guru Penggerak.
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi
guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran dalam upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Pendidikan Guru Penggerak bertujuan memajukan pendidikan Indonesia dengan
menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menggerakkan
ekosistem pendidikan dan berkolaborasi sesama pendidik serta berbagi praktik
baik.
Pendidikan Guru Penggerak memberikan pengalaman dan pemahaman yang
sangat baik kepada peserta agar dapat menjadi bagian dari transformasi
Pendidikan, mengubah cara pandang dan paradigma mengajar ke arah pembelajaran
yang berpihak kepada peserta didik sehingga menciptakan student wellbeing.
Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan
Pendampingan selama 6 bulan bagi Calon Guru Penggerak. Selama program, guru
tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.
Saat ini program guru penggerak sudah menuntaskan lima angkatan, angkatan
enam dan tujuh sedang proses pendidikan, sedangakan angkatan delapan masih
menunggu dimulainya Pendidikan. Sejak Desember 2022 telah dibuka pendaftaran
calon guru penggerak Angkatan sembilan dan sepuluh. Sudah banyak rekan-rekan
guru yang berhasil lolos menjadi Calon Guru Penggerak, bahkan sudah lulus
Pendidikan Guru Penggerak namun masih banyak yang kesulitan atau gagal lolos
seleksi.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin berhasil
mendaftar sebagai calon guru penggerak. Setidaknya ada empat hal yang perlu
kita persiapkan sebelum mengikuti seleksi calon guru penggerak, yaitu : Kenali Diri,
Kelola Motivasi, Kumpulkan Sumber Daya, dan Segera Mulai Langkah Nyata. Saya
menyebutnya dengan Strategi 3KS.
Kenali diri (know yourself), tidak ada yang lebih mengenal
diri kita sebaik kita sendiri. Oleh karena itu pahami karakter diri, gaya
hidup, hal-hal yang menarik minat serta harapan-harapan dan cita-cita kita. Hal
ini penting sebagai self control dalam melakukan suatu kegiatan.
Kelola Motivasi (motivation
manage), A.H. Maslow berpendapat bahwa susunan hierarki
kebutuhan itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia. Semakin
individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang relatif lebih tinggi, maka
individu itu akan semakin mampu mencapai individualitasnya, artinya lebih
matang kepribadiannya. Motivasi melakukan tindakan didasari dengan kebutuhan
seseorang. Jika seseorang sudah terpenuhi kebutuhan fisiologisnya maka akan
cenderung berupaya memenuhi kebutuhan psikologisnya. Kebutuhan psikologis diantaranya
yaitu penghargan, pengakuan, pengembangan diri, dan prestasi. Kelola motivasi
yang mendasari kita ingin mendaftar menjadi guru penggerak.
Motivasi bisa berasal dari dalam diri kita sendiri dan dari
luar diri kita. Motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri disebut dengan
motivasi intrinsik sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri sendiri
dinamakan motivasi ekstrinsik. Murid-murid kita yang selalu menanti
pembelajaran kita, rekan sejawat yang sepaham dengan kita, pimpinan yang
merekomendasi, lingkungan sekolah atau ekosistem yang mendukung, serta keluarga
yang selalu bangga dengan kita merupakan unsur motivasi ekstrinsik. Sedangkan kebutuhan
tumbuh dan berkembang sebagai seorang pendidik yang lebih baik, harapan dan
cita-cita serta jenjang karier merupakan motivasi intrinsik. Jangan patah arang
ketika lingkungan kita kurang mendukung karena motivasi diri lebih besar daya
dorongnya dalam melakukan sesuatu. Jadilah diri sendiri, penuhi kebutuhan
psikologis kita dengan motivasi diri.
Kumpulkan Sumber Daya (Gather Resources), sebelum memulai sebuah
kegiatan tentu kita mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya
agar kegiatan berjalan lancar dan tujuan tercapai. Dalam hal ini pun sama,
setelah kita menyadari dan memahami potensi diri, motivasi tinggi, hendaknya
kita mengidentifikasi sumber daya pendukung dalam menghadapi seleksi guru
penggerak ini. Di antaranya adalah kelengkapan dokumen-dokumen kegiatan yang
pernah kita lakukan. Dari mulai kegiatan mengajar, karya-karya siswa, sampai
kolaborasi dengan guru lain atau keaktifan di organisasi dan komunitas yang
diikuti seperi MGMP, KKG, PGRI, IGI, APKS, Jabar Juara dan lain sebagainya.
Segera Mulai Langkah Nyata, disampaikan oleh Kepala Sekolah Penggerak,
Dr. Kasiman pada suatu kesempatan bahwa kecenderungan para pendaftar calon guru
penggerak membludak di akhir-akhir masa pendaftaran alias deadline sehingga banyak di antaranya gagal karena tidak sempurna
memenuhi kriteria. Untuk itu, jika kita sudah niat mendaftar segera penuhi
persyaratannya jangan menunda. Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan sedikit
demi sedikit agar tidak terasa berat dan maksimal hasilnya.
Pada tataran teknis untuk dapat lolos menjadi Calon Guru Penggerak saya
menyarankan agar mengisi essai dengan jujur, faktual, dan lugas (Jual Gas).
Jujur, dalam mengisi pertanyaan dengan hal-hal yang pernah dan sudah kita
lakukan, bukan dengan hal-hal yang belum dan baru akan kita kerjakan. Hindari mengisi
essai dengan fiksi atau hal yang tidak pernah kita lakukan. Perkuat dengan
narasi yang menggambarkan keberpihakan kepada peserta didik.
Faktual, maksudnya adalah apapun yang kita sampaikan sedapat mungkin dilengkapi
dengan dokumentasi atau bukti-bukti lain yang autentik, asli dan kualitasnya
baik. Misalnya foto, muatlah yang resolusinya tinggi sehingga nampak jelas,
hindari scan dokumen salinan atau
fotokopi, sedapat mungkin scan
dokumen yang asli.
Lugas, artinya dalam menarasikan suatu peristiwa gunakan kata-kata yang umum,
jelas, hindari mengulang kata yang sama berulang kali, dan langsung pada pokok
persoalan yang ditanyakan. Tidak bertele-tele hanya untuk memenuhi tuntutan
jumlah karakter. Sehingga asesor atau tim penilai akan dapat menangkap dengan
baik apa yang kita sampaikan sehingga pada akhirnya akan meyakini apa yang kita
sampaikan sebagai sebuah gambaran diri kita yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.
Demikian sekelumit yang dapat saya bagikan kepada rekan-rekan yang akan
mendaftar Calon Guru Penggerak, semoga bermanfaat. Sebagai kata penutup untuk
memotivasi rekan-rekan, saya mengingatkan bahwa kompetensi terbentuk melalui
berproses, dan proses terjadi karena adanya motivasi dan tindakan nyata. Mulai
saja dulu dari diri sendiri, dari hal terkecil sejak saat ini. Selamat mengambil
tindakan nyata!
Jajang, S.Pd., M.Pd
Fasilitator PGP Angkatan 5 & Pendamping PGP Angkatan 1